Senin, 22 September 2008

Miras Maut bag 13

Keluarga Korban Membantah, Diagnosa RS Terbukti Keracunan

*** Sulitnya Mengungkap Penyebab Kematian Vodka Blending

Kematian Mohammad Azis Muslim (18), pemuda asal Blok Seketeng, Desa Patrol Lor, Kecamatan Patrol, Kamis (18/9) masih menuai misteri. Pihak keluarga menyatakan korban meninggal dunia lantaran sakit tipus. Sementara informasi yang beredar, Azis meregang nyawa diduga akibat menenggak miras beracun, yang juga menewaskan puluhan korban lain.

LAPORAN:
KHOLIL IBRAHIM
DARI PATROL


KABARkematian anak ke-6 dari 8 bersaudara pasangan suami istri Ali (alm) dan Tarsi (alm), membuat sibuk pihak berwenang. Isu yang berhembus, Azis menjadi salah satu korban yang tewas setelah menggelar pesta miras malam sebelumnya. Polisi spontan mendatangi rumah duka untuk menguak kronologis dan penyebab kematian korban. Pihak keluarga dimintai keterangan.
 
Hasilnya negatif. Azis diklaim meninggal lantaran sakit keras yang dideritanya sejak seminggu lalu. Nyawanya tidak tertolong, meskipun sempat dilarikan ke RSU Pantura MA Sentot.
 
Keterangan yang sama, juga disampaikan pihak keluarga korban kepada koran ini saat bertandang di kediaman Azis yang terletak di tepi jalur pantura Patrol, Jumat (19/9). Bahkan, salah satu kakaknya, tidak terima jika adiknya diisukan meninggal akibat minuman keras. “Sakit tipus mas, sudah hampir seminggu,” ungkap Daerih (38) bibi korban.

Diceritakannya, sebelum wafat, kondisi kemenakannya mendadak kritis. Tubuhnya kejang-kejang kemudian tidak sadarkan diri. Azis kemudian dilarikan ke RSU Pantura yang letaknya hanya 300 meter di sebelah barat. Sayangnya, baru baru satu jam di tangani tim medis, nyawa Azis melayang. Jenazah korban langsung dibawa pulang dan dikebumikan di TPU Blok Benda desa setempat. “Maunya dibawa ke RS dari dulu, tapi kami gak punya uang,” ujarnya lirih. Kemenakannya yang satu ini tergolong pendiam. Selama sakit, Azis tidak bercerita apa-apa. Sehari-harinya, pemuda lulusan SD itu mencari uang sendiri menjadi pengamen. Sejak kecil, Azis sudah belajar mandiri. Apalagi kedua orang tuanya sudah meninggal dunia sejak dia berumur 13 tahun. “Kalau keluar malam, jam 10 sudah pulang. Pokoknya idep (pendiam) gak pernah macam-macam,” ucapnya meyakinkan.

Apakah Azis sering mabuk-mabukan? “Gak pernah lah. Tapi ya gak tahu kalau di luar mah,” jawab Daerih lantas menganulir perkataannya. Lantaran profesinya sebagai pengamen, beberapa sumber menginformasikan, Azis kerap terlibat pergaulan bebas dan dikenal sebagai peminum berat. “Ada yang melihat, malam sebelum sakit Azis ikut pesta miras dengan kawan-kawannya,” ungkap salah satu sumber yang enggan namanya dikorankan. 

Lalu bagaimana hasil diagnosa petugas medis di RSU Pantura Patrol? “Korban diduga intoksikasi (keracunan),” ungkap dr Dedi Suyanto yang menangani Azis. Apakah, keracunan alkohol atau bukan, pihaknya tidak dapat memberikan kepastian. “Itu perlu dilakukan uji laboratorium,” lanjutnya. 

Saat datang ke ruang IGD pukul 9.15, jelas Dedi, kondisi pasien benar-benar kritis. Azis dalam keadaan tak sadarkan diri. Menurut keterangan pihak keluarga yang mengantarnya, sejak semalam pasien mengalami muntah-muntah dan sering kejang-kejang. “Karena banyak mengeluarkan muntah, pasien mengalami dehidrasi (kekurangan cairan). Efeknya bisa kejang-kejang,” terangnya. 

Sejak diberi tindakan, sebagian fungsi organnya tidak berfungsi. Lantaran kondisinya benar-benar gawat, sejam kemudian kondisi Azis kembali drop dan tidak lama kemudian meninggal dunia. Lebih jauh Dedi mengatakan, pasien dengan gejala semacam itu bisa karena berbagai sebab. Meskipun penyakitnya beda, terkadang penampakannya bisa sama. “Tapi yang jelas bukan tipus,” ujarnya.

“Radar Indramayu – Kholil Ibrahim (kho)”


Tidak ada komentar: