Selasa, 16 September 2008

Miras Maut bag 3

Korban Tewas Kebanyakan Buruh Pabrik  
 
INDRAMAYU - Korban pesta minuman keras (miras) di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu saat ini terus bertambah menjadi sembilan orang tewas di duga karena overdosis, dua diantaranya perempuan. Sejumlah korban lainnya dalam keadaan kritis masih menjalani perawatan tim medis RSUD Indramayu dan Rumah Sakit Bhayangkara Losarang. Mereka semua di duga mengalami keracunan setelah mengkonsumsi miras beralkohol secara berlebihan, serta dicampur oplosan aneka macam minuman suplemen, serta di duga dicampur dengan lation anti nyamuk. 
 
 
Data yang diperoleh Radar di RSUD Indramayu, dua orang tewas saat menjalani perawatan tim medis rumah sakit setempat, yakni bernama Dendi Hermawa (24 ), warga Desa Puntang tewas sekitar pukuk 20.00, dan sekitar pukul 22.15 disusul korban bernama Desi (22), warga Desa Santing. Sementara sepuluh korban lainnya yang masih dalam perawatan adalah Watedi (23), Taryona (18), Daryanto (25), Taryana (36) Wahyudin (36), Sutarman (30), Kardiyah (32), Sarta Hidayat (25), kesemuanya warga Puntang. Sedangkan Hidayat (21), warga Jangga, dan Rudi Hermanto (23), warga Muntur. Kondisi korban sebagian mulai siuman, serta sebagian lainnya masih dalam kondisi kritis. 
 
Menurut pengakuan korban Watedi, pesta minuman keras yang digelar pemuda desa setempat itu terbagi menjadi tiga gank pemuda/pemudi. Gank pertama khusus dari kalangan buruh tani, serta gank kedua berasal dari para pekerja buruh pabrik pembuatan keramik di wilayah setempat, dan kelompok ketiga masuk dalam gank kuburan yang beranggotakan khusus perempuan. Untuk gank pertama, kata dia, beranggotakan Dendi Hermawan (tewas), Anto, Darsono, Wastika, Maman, serta termasuk dirinya. Sedangkan gank kedua dari kalangan buruh pabrik masing-masing bernama Kardono (tewas), Wawan (tewas), Kusnadi (tewas), Jayana (tewas), Riyanto Bin Irfan (tewas), dan Riyanto Bin Unang (tewas), serta gank kuburan bernama Siti Riyani (23),. Dan Desi (22).”Dari ketiga gank yang kerap sekali melakukan pesta miras, gank buruh pabrik yang paling banyak meninggal dunia,”tutur Watedi ketika di temui di Kamar Penyakit Dalam RSUD Indramayu, kemarin (10/9). 
 
Watedi menambahkan, pesta miras ini sudah menjadi budaya di tengah masyarakat khususnya di kalangan buruh pabrik keramik di wilayah sekitar.”Setiap menerima gajian pada awal bulan, para buruh pabrik selalu menggelar pesta miras. Hal itu sudah menjadi budaya di kalangan buruh pabrik. Hanya, menurut Watedi, pesta miras pada Minggu maam itu benar-benar meriah, dan diikuti oleh puluhan pemuda. Awalnya, saya menolak untuk minum miras, akan tetapi karena terus dipaksa untuk meminum akhirnya mau meminum sebanyak dua kelas. Suami dari Tati (20) saat meminum tak merasakan apa-apa, hanya selang satu hari pada Senin (9/8) baru korban merasakan sakit pada pencernaanya. Selanjutnya satu persatu korban dilarikan ke RS Bhayangkara, dan sekarang juga menyusul sepuluhan orang dirawat di RSUD Indramayu. Diakuinya, korban itu akan terus bertambah karena malam itu hampir puluhan pemuda yang menggelar pesta miras.”Itu sudah menjadi kegiatan rutin setiap malam Minggu, dan habis gajian pabrik keramik,” tutur Watedi seraya mengaku miras itu beli dari warung penjual miras milik Bambang dan Edi Carmin, warga setempat. 
 
Sementara tokoh pemuda Desa Puntang, Ato Sunarto mengaku sering sekali melihat tiga gank itu melakukan pesta miras, termasuk gank kuburan yang beranggotakan para kaum hawa. Sebagian dari mereka adalah bekerja di café dan hiburan malam di wilayah kecematan setempat. Pesta miras yang digelar warga sekitar itu bukan barang asing, namun sudah menjadi tradisi masyarakat khususnya kalangan pemuda/i. Hanya, kata Ato, yang menjadi masyarakat bingung dari aparat penegak hukum tak segera melakukan upaya penertiban terhadap peredaraan miras.”Yang pasti, saya dari tokoh pemuda merasa prihatin dengan kejadian ini, dan mendesak kepada aparat penegak hukum untuk merazia miras, termasuk Bandar miras terbsar di wilayah Kecamatan Terisi berinisial Ca (48). Dia adalah stok besar miras yang beredar di wilayah barat, dan tentunya petugas juga sudah tahu dan tinggal bagaiamana keberanian petugas untuk membongkar gudang miras terbesar tersebut. ”Daripada terus menambah korban jiwa, sebaiknya gudang miras di wilayah setempat dirazia sekaligus ditutup,” pinta Ato.

"Radar Indramayu - Adun Sastra (dun)"

Tidak ada komentar: