Selasa, 16 September 2008

Miras Maut bag 6

6 Pasien Miras Boleh Pulang

INDRAMAYU - Seluruh pasien akibat korban keracunan miras yang dirawat di RS Bhayangkara Losarang Indramayu kondisinya berangsur pulih. Dari 7 orang yang dirawat di ruang inap di RS milik Biddokkes Polda Jabar itu, 6 pasien diantaranya sudah pulang karena kondisinya sudah membaik. Meski sudah dinyatakan sehat, satu pasien lainnya yakni Nono Marjono (27) warga Desa Karang Asem RT 01 RW 04 Kecamatan Terisi, memilih untuk tetap menjalani perawatan sampai kondisinya benar-benar sembuh total. Rencananya pasien yang masuk RS sejak Sabtu (13/9) itu, akan balik ke rumahnya hari ini (15/9).

Hinggu minggu malam, keterangan yang diperoleh Radar, pasien yang masuk ke RS Bhayangkara Losarang dengan keluhan sakit akibat keracunan miras sudah tidak ada. “Nihil mas,” ujar salah seorang petugas di ruang pendaftaran Instalasi Gawat Darurat (IGD). 

Sejumlah RS lainnya di Kabupaten Indramayu yang menjadi rujukan pasien korban intoksikasi (keracunan) alkohol, juga memberikan informasi yang sama. 
Ditemui koran ini tadi malam, Nono mengaku kondisi tubuhnya sudah agak mendingan. Setelah dua malam menginap di RS, keluhan gangguan kesehatan seperti lambung panas, kepala pusing, dan mual-mual tidak dirasakan lagi. “Cuman keringat aja nih, yang keluar terus menerus,” ujarnya.
Bapak satu orang anak ini menuturkan, gejala seperti itu sudah dirasakannya sejak usai menggelar pesta miras dengan 6 orang rekannya pada Jumat (12/9) pagi.

Sama halnya dengan korban keracunan miras yang lain, minuman yang ditenggaknya sejenis Vodka namun ukuran kecil. “Vodka Gepeng namanya, ukurannya segini,” ucapnya sambil menunjukkan tangan kanannya melebar seukuran satu kilan. 

Bersama 6 orang temannya, yang belakangan diketahui satu diantaranya meninggal yakni Roni (35), menenggak ramai-ramai sebanyak 24 botol Vodka Gepeng dicampur minuman suplemen pada Kamis (11/9) dari pagi sampai bubaran taraweh sekitar pukul 21.00 malam. Minuman itu dibelinya di Desa Jatimulya Blok Lengek, Kecamatan Terisi. 

Dia mengaku, malam itu juga, setelah pesta miras berakhir, dia sempat diajak salah satu orang temannya melayat di rumah Wastim (50) warga Desa Jatimunggul, Kecamatan Terisi, yang tewas akibat menenggak miras beracun. “Saya baru tahu, kalau dia mati gara-gara minuman,” ujarnya. 

Perasaan pria yang sehari-harinya bekerja sebagai kuli serabutan ini, mulai tak enak. Dia mulai cemas, kalau-kalau minuman yang ditenggaknya tadi juga mengandung racun berbahaya. “Saat itu kondisi tubuh saya biasa saja. Gak terlalu pusing,” katanya. 

Usai melayat, diapun balik ke rumahnya. Serangan racun mulai terasa ketika menjelang pagi. Awalnya, tenggorokan terasa panas. Lalu rasa panas itu menjalar kedada dan perut. Dia sempat muntah beberapa kali. Tubuhnya lemas serta mata berkunang-kunang. 

Di tengah kondisinya yang memburuk, tersiar kabar, jika Roni teman seminumnya yang juga tetangganya, telah meregang ajal. Khawatir dijemput maut, oleh keluarganya dia segera dilarikan ke RS. “Kapok mas, tobat gak lagi-lagi mabuk-mabukkan,” janjinya.

"Radar Indramayu - Kholil Ibrahim (kho)"

Tidak ada komentar: