Sabtu, 20 September 2008

Ceceran Minyak 5

Crude Oil Cemari 12 Desa

*** DPLH Sudah Lapor ke Kementrian LH
 
INDRAMAYU-Pencemaran di perairan Indramayu berupa ceceran crude oil atau minyak mentah akibat tumpahan di 150 Single Bouy Mooring (SBM) Balongan masih belum dapat diatasi. Bahkan hingga hari kelima pasca tumpahan, ceceran minyak mentah terus meluas ke sejumlah lokasi pesisir pantai dan muara. Apalagi, akibat adanya hembusan angin dan gelombang laut yang berubah-ubah, membuat ceceran minyak mentah merembet ke sejumlah lokasi. Kalau sebelumnya ceceran hanya di tiga lokasi yakni muara Brondong, Pabean Ilir dan Pabean Udik, kini terus merembes ke sejumlah desa.

Perkembangan terakhir hingga Jumat (19/9), ceceran minyak mentah meluas ke 12 desa di empat Kecamatan. Yaitu Desa Balongan dan Tegalurung Kecamatan Balongan, Desa Singaraja, Singajaya, Tambak dan Karangsong Kecamatan Indramayu, Desa Brondong, Pabean Ilir, Pabean, Totoran dan Karanganyar Ilir Kecamatan Pasekan. Kemudian Desa Cangkring Lamarantarung, Kecamatan Cantigi.
 
Semakin meluas ceceran minyak mentah tersebut diduga karena sisa ceceran masih terus terjadi dari laut lepas menuju pesisir pantai. Puluhan ton crude oil yang ada di tengah laut diprediksi masih belum memasuki aarea pesisir pantai. Kahumas Pertamina UP VI Balongan, Darijanto mengungkapkan, salah satu upaya untuk mengantisipasi semakin meluasnya ceceran minyak mentah adalah menambah petugas lapangan yang bertugas membersihkan ceceran minyak mentah. Saat ini petugas lapangan yang dikerahkan untuk membersihkan ceceran minyak mentah kurang lebih 300 orang.
 
Meski pembersihan dengan menggunakan pola manual dinilai kurang efektif, namun Pertamina UP VI Balongan mengaku tidak punya pilihan lain. Sebab penggunaan alat berat sangat tidak mungkin dilakukan, karena medan menuju area ceceran tidak dapat dilalui kendaraan roda empat. Lokasi ceceran minyak mentah hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua. Darijanto pun menyatakan akan memaksimalkan pola manual dalam pembersihan ceceran minyak mentah.
 
Sementara itu pembersihan di SBM 150 yang menjadi titik tumpahan telah dibersihkan dengan menggunakan oil dispertan serta penggunaan oil boom di sepanjang radius 2 km. Darijanto juga belum dapat memastikan, kapan upaya pembersihan tersebut akan selesai hingga tidak ada ceceran minyak mentah.
 
Kasubdin Lingkungan Hidup Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup (DPLH), Aep Surachman menyatakan, DPLH telah melaporkan adanya pencemaran laut dan pantai akibat ceceran minyak mentah ke Kementerian Lingkungan Hidup. “Laporan ke Kementerian LH telah kita sampaikan. Rencananya tim Kementerian LH akan turun ke Indramayu,” katanya
 
Sementara itu, masyarakat terus berupaya membersihkan ceceran minyak secara bergiliran. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya penyelamatan lingkungan agar ekosistem serta tambak yang ada bisa segera terhindar tumpahan minyak.
 
Pantauan koran ini di beberapa tempat, terlihat masyarakat secara bergiliran membersihkan ceceran minyak di tepi daratan. Menurut salah seorang warga, Warnih, dirinya bersama masyarakat sekitar membersihkan ceceran minyak tersebut sejak pukul 09.00 hingga siang hari. Warnih menambahkan, malam hari juga rutin dilakukan pembersihan oleh masyarakat pukul 22.00 malam hingga menjelang sahur.
 
“Sekitar 100 warga ikut membersihkan ceceran minyak. Kami berharap kejadian ini tidak terulang, sebab masyarakat banyak dirugikan akan kejadian ini. Kami juga berharap Pertamina bertanggung jawab serta bertindak secepatnya,” ujarnya.

“Radar Indramayu – Utoyo Prie Achdi / Syarif Alwi (oet/alw)”


Tidak ada komentar: