Jumat, 19 September 2008

Ceceran Minyak 3


Ceceran Meluas Hingga 10 KM

*** Pertamina Balongan Berupaya Tanggulangi Kebocoran

INDRAMAYU – Ceceran minyak mentah yang terjadi di perairan Indramayu akibat bocornya floating hose di stasiun bawah laut atau Single Boy Morring (SBM) 150.000 DWT semakin meluas. Saat ini ceceran minyak mentah tersebut sudah mencapai 5 kecamatan sejauh 10 kilo meter dari perairan Brondong hingga Singaraja. Ceceran crude oil mengakibatkan kerusakan pada ekosistem dan biota laut. Sehingga areal tambak yang tersebar di sisi perairan ikut terkena dampak. GM Pertamina UP VI Balongan, Irianto Ginting didampingi Kahupmas Pertamina UP VI, Darijanto, meninjau lokasi dan bertemu sejumlah intansi terkait yang pertemuannya diadakan di Desa Tambak, Kamis (18/9).

Hadir pada pertemuan tersebut, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Ir Abdul Rosyid Hakim, Kepala Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup (DPLH) Drs H Suherman, Kepala Kantor Pelabuhan Drs Sukiman, Ketua Kompi H Juhadi Muhammad serta sejumlah pengusaha tambak. 

GM Pertamina UP VI Balongan Irianto Ginting mengungkapkan, kebocoran yang terjadi pada tanggal 14 September 2008 bermula saat bongkar minyak dari Kapal MT Arendal melalui SBM 150.000 DWT yang akan ditransfer ke tangki darat. Ia mengakui, kebocoran dan tumpahan minyak telah ditanggulangi agar minyak tidak terus mengalir. Kemudian mengganti hose dengan yang baru, menggelar oil boom guna mencegah minyak yang tumpah ke laut dan penyemprotan oil dispersan. Terakhir mengambil ceceran minyak yang terdampar di pantai bekerja sama dengan DPLH, Diskanla, Dishub, LSM Siklus dan Kompi serta masyarakat sekitar pantai. 

Kepala Diskanla Ir Abdul Rosyid Hakim mengatakan, kebocoran yang terjadi merugikan masyarakat khususnya pengusaha tambak yang area pengairannya terkena ceceran minyak mentah. Sehingga tambak tidak bisa diairi, sebab jika dipaksa maka tambak akan tercemar oleh minyak mentah tersebut. “Dampaknya sangat dirasakan bagi masyarakat sekitar pantai. Kondisi ini harus segera diatasi oleh Pertamina sebagai pemilik minyak mentah tersebut,” ujar Hakim. 

Sementara itu, untuk melakukan pembersihan ceceran minyak mentah, tim serta masyarakat melakukan pembersihan siang maupun malam hari. Ceceran minyak tersebut jika siang hari mencair akibat suhu panas matahari, sehingga menyatu dengan pasir dan susah untuk dibersihkan. Namun saat malam hari, minyak mentah tersebut menggumpal sehingga lebih mudah untuk dibersihkan. Pembersihan minyak diperkirakan bakal memakan waktu lama, sebab minyak mentah yang masih terdapat di perairan akan terus terseret hingga ke daratan dan mengakibatkan pencemaran.

“Radar Indramayu – Syarif Alwi (alw)”

Tidak ada komentar: