Rabu, 17 September 2008

Ceceran Minyak 2

Ceceran Minyak Semakin Meluas

*** Tim DPLH Ikut Turun Lakukan Pembersihan

INDRAMAYU–Ceceran minyak mentah akibat kebocoran di SBM 150 yang mencemari perairan Brondong dan sekitarnya, sepertinya terus meluas ke sejumlah pesisir. Kondisi itu dikhawatirkan akan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Ketua LSM Siklus, Madri mengungkapkan, ceceran minyak mentah dari kapal tanker “Arendal” tersebut diperkirakan telah mencapai 3 KM di sepanjang garis pantai. Berdasarkan analisis LSM Siklus, akibat ceceran minyak mentah tersebut, kerusakan terjadi pada ekosistem dan biota laut. Bahkan, puluhan pohon mangrove yang ada di tepi pantai pun akan mati tercemar minyak mentah.
 
Madri berharap agar pembersihan terhadap ceceran minyak bisa terus dilakukan, sehingga dampak terhadap lingkungan tidak semakin meluas. Mesrespons terjadinya pencemaran akibat ceceran minyak, Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup (DPLH) telah membentuk tim yang beranggotakan Pertamina UP-VI, Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) serta dari kalangan LSM. Tim tersebut telah melakukan kunjungan langsung ke lokasi terjadinya pencemaran di Muara Brondong, Selasa (16/9).
 
Untuk mengantisipasi meluasnya pencemaran lingkungan, tim telah melakukan pembersihan ceceran minyak di tepi muara dekat area tambak. Melibatkan puluhan masyarakat, minyak mentah yang tercecer tersebut dibersihkan di tiga lokasi yang berbeda, yakni muara Brondong, Pabean Udik dan Pabean Ilir. Meski begitu, ceceran minyak mentah terus meluas ke sejumlah lokasi pesisir pantai.
 
Sementara menurut Masjuli dari LK3 Pertamina UP VI Balongan, Pertamina akan terus melakukan pembersihan hingga ceceran minyak benar-benar habis. Bahkan kalau memang diperlukaan tambahan tenaga kerja, maka pihaknya akan segera memenuhi.
 
Sebegaimana diberitakan sebelumnya, perairan Muara Brondong tercemar akibat ceceran minyak. Ternyata sumber pencemaran berasal dari Kapal Tanker Arendal milik Pertamina UP VI Balongan, yang membawa ratusan ton minyak mentah (crude oil). Minyak tersebut dibawa dari Dumai menuju stasiun bawah laut atau Single Boy Morring (SBM) 150 di perairan Indramayu atau tepatnya 11 mil laut, tumpah dilaut lepas dan mencemari pantai Indramayu. Dampaknya minyak mentah yang dibawa tercecer hingga lepas pantai kini mendekati area tambak. Akibat ceceran minyak mentah tersebut, air laut berubah warna menjadi kehitam-hitaman karena tercemar.
 
Tumpahan minyak mentah Kapal tanker Arendal tersebut terjadipada hari Minggu (14/9). Saat itu kapal tanker yang memuat ratusan ton minyak mentah tengah melakukan bongkar muat di SBM 150 Balongan. Namun saat melakukan pengisian, tiba-tiba rubber house atau pompa penyalur dari kapal tanker ke SBM mengalami kebocoran. Akibatnya, ceceran minyak mentah pun tidak dapat diselamatkan dan tercecer ke pantai.
 
Petugas Kapal pun berusaha menyumbat kebocoran minyak mentah agar ceceran tidak terus meluas. Setelah dilakukan penyumbatan, kebocoran rubber house dapat ditanggulangi, dan proses pengisian minyak mentah sempat dihentikan beberapa waktu. Akan tetapi, ceceran minyak yang telah mencemari pantai Indramayu tidak dapat diisolasi oleh armada kapal tangker.

"Radar Indramayu - Utoyo Prie Achdi (oet)"

Tidak ada komentar: